Mulanya hanya ingin memanfaatkan lahan disekitar rumah agar terlihat asri dan nyaman dilihat, karena selama ini hanya ditumbuhi rumput liar dan tidak terawat, begitu komentar Pak Agus ketika menjelaskan kondisi lahan disekitar rumahnya di dusun Santeran desa Pesantren Kec. Tembelang. Lahan ini ditanami sejak awal bulan Mei 2013 dengan beberapa jenis tanaman hortikultura seperti tomat, terong, cabai kecil, melon dan kacang panjang dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Pada hari Minggu tanggal 18 Agustus 2013, lahan yang ditanami tomat dan terong ini didatangi putra-putri dari penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah kabupaten Jombang. Mereka antusias untuk mengetahui dan memetik tomat yang telah ranum dan layak petik. Beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan tentang tomat mana yang boleh dipetik dikala itu. Attaya dan Sabita putri dari pak Ismail dengan telaten mengambili tomat dan memasukkan keranjang sambil berceloteh menanyakan “mengapa tomat yang ini berlubang-lubang dan busuk, Ayah?”. Dengan jelas pak Ismail (Penyuluh Pertanian Kec. Gudo) menjelaskan bahwa tomat yang lubang dan busuk itu telah diserang dan dimakan oleh ulat buah. Setelah lelah memetik tomat dan merasa terlalu berat membawa keranjang hasil petikan anak-anak ini berteduh dan mendengarkan informasi yang diberikan oleh pak Agus tentang manfaat dan budidaya buah tomat.
Tomat memiliki nama latin Solanum Leucopersicum, adalah tanaman sayuran buah yang berwarna merah dengan rasa manis agak masam. Tomat ini mengandung vitamin A dan C dan sedikit vitamin B, pemanfaatannya dapat langsung dimakan, dipakai sayur atau di buat jus, bahkan jika mau dapat dipakai masker untuk menghaluskan wajah. Budidaya tomat mudah dilakukan, dimana pada awal tanam lahan dipersiapkan dalam bentuk guludan yang telah diberi pupuk bokashi dan ditutup mulsa plastik hitam perak. Untuk selanjutnya bibit tomat dengan harga yang berkisar Rp. 100,- s.d 150,- per batang bibit tanaman ditanam dan 7-10 hari kemudian dapat diberi pupuk NPK yang ditabur atau dikocor. Dalam jangka waktu 2 bulan sudah dapat dipetik hasilnya dan tanaman ini dapat bertahan hidup hingga 3-5 bulan.
Perawatan tomat cukup mudah, hanya saja perlu ketelatenan dalam pemberian ajir dan pengamatan terhadap serangan hama penyakit. Hama yang sering muncul adalah ulat dan cacing yang dapat diatasi dengan penyemprotan agens hayati, sedangkan penyakit yang kerap diwaspadai adalah cendawan, bakteri dan virus. Serangan penyakit ini akan menyebar dengan cepat jika tidak segera ditanggulangi dan manakala sudah parah maka dilakukan eradikasi (pemusnahan) agar tidak menyebar pada tanaman yang lain. Harga jual tomat termasuk fluktuatif, seperti yang dialami dari awal bulan Juli s.d Agustus 2013 harga tomat berkisar Rp. 8.000,- kemudian turun menjadi Rp 4.000,- per kilonya di lahan. Dari sekitar 300 batang tanaman tomat yang ada dilahan telah dipanen sekitar 200 kilo gram, dan dimungkinkan masih dapat dipanen lagi sekitar 150 kilo gram lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar